Kuching sebagai salah satu tempat wisata yang dekat dengan Pontianak dan Singkawang. Jika kamu berpergian ke Kuching, jangan lupa kunjungi Masjid Agung Kuching, Main Bazaar, Fort Margherita, Kuching Orchid Garden, Kuching Waterfront, Sarawak Old Museum, Chinatown, The Esplanade Kuching, dan sebagainya. Punya rekomendasi lain??
Singkatcerita,setelah membandingkan ongkos pesawat dari Jakarta ke Manila dengan ongkos pesawat dari jakarta ke Pontianak+bus ke Kuching/Miri/Brunei dll.Saya memutuskan untuk ambil jalur putus2 saja.perbedaan saat itu sekitar 20%lebih mahal,tapi pengalaman yang didapat tidak seperti kalau kita terbang langsung ke Manila.(perjalanan ini juga
Assalamualaikum halo semuanya! Menjelang lebaran Idul Fitri 2019 lalu, Bee mendapatkan tugas oleh kantor ke Kuching, Malaysia. Setelah beres urusan kerjaan, Bee ambil cuti dan berencana untuk menikmati bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi dengan melakukan perjalanan ala backpacker mulai dari Sarawak - Miri - Brunei Darussalam bersama keluarga, dan dilanjutkan backpacker-an dengan
Bedalagi dengan salah satu traveler yang datang lewat Kuching, mau masuk ke Entikong. Gak tau kenapa, bisa manut dan mau memberikan paspornya, padahal udah di cap dan dia sudah siap untuk naik ke dalam bis. si Calo itu bilang, kalo barang-barang dia ada yang berbahaya dan mungkin membuat dia ditahan. si Traveler itu, bialng gak ada, tapi gak tau kenapa si traveler itu cerita, dia mau aja
BahasanMenarik dari video Berjalan Kaki Mengelilingi Sekitaran Waterfront Kuching Sarawak Malaysia 2 ini adalah Wisata Kuching paling heboh!, wisata kuching dari pontianak, paket wisata kuching, tempat wisata pantai di kuching, taman anggrek kuching, kebun binatang di kuching, the esplanade kuching, kuching orchid garden, backpacker ke kuching
uHXF1h. Untuk memudahkan perjalanan, banyak wisatawan mencari tips travelling ke Kuching dari Pontianak. Bagi masyarakat yang tinggal di pulau Kalimantan—khususnya provinsi Kalimantan Barat—Kuching jadi salah satu destinasi wisata yang tak asing lagi di telinga mereka. Jika kalian belum tahu, Kuching adalah sebuah kota yang berada di sarawak, salah satu negara bagian di Malaysia. Lokasinya yang masih satu pulau dengan Kalimantan Barat memudahkan penduduk dari kedua wilayah maupun luar pulau untuk bepergian dengan biaya terjangkau. Selain itu, kota yang identik dengan hewan peliharaan kucing ini pun menjadi tujuan warga yang ingin menjadi tenaga kerja hingga melakukan medical check-up. Jalan-jalan murah dan nyaman di Kuching? Mengapa tidak? Seperti liburan ke tempat lainnya, kalian harus menyiapkan berbagai kebutuhan saat hendak pergi ke Kuching. Untuk tempat menginap, misalnya. Karena sudah tergolong kota modern, Kuching menawarkan penginapan dengan variasi harga, layanan, dan fasilitas yang dapat kalian sesuaikan dengan bujet. Ada hotel berbintang untuk wisatawan dengan dana besar, ada pula indekos dan losmen yang disediakan untuk mereka yang bepergian ala backpacker. Tarif sewa per malamnya pun terjangkau, mulai dari RM30 sampai RM 40 sekitar Fasilitasnya sangat memadai, antara lain televisi kabel, AC, hingga wi-fi. Bus antar negara atau pesawat terbang? Letak geografis yang menguntungkan membuat biaya transportasi ke Kuching relatif bersahabat. Ingin menikmati pengalaman tak terlupakan? Berarti kalian harus mencoba bus antar negara yang disediakan di Pontianak. Harga karcis tidak akan membuat dompet menjerit, yakni RM50 atau sekitar Agen bus antar negara yang menyediakan layanan transportasi dari Pontianak ke Kuching pun banyak. Tinggal kalian pilih saja sesuai dana dan kebutuhan jalan-jalan. Bila kalian pergi memakai bus dari Pontianak, ada dua rute yang dapat dipilih, antara lain Jalur I. Bagi wisatawan yang mengambil Jalur I, waktu yang dibutuhkan untuk menempuhnya bisa mencapai 7 jam. Sesampainya di pintu gerbang PPLB atau Pos Pemeriksaan Lintas Batas yang berada di Entikong, Kabupaten Sanggau yang berbatasan dengan Tebedu, Serawak, kalian akan diminta mengeluarkan paspor untuk dicap. Maka, sesuai tips travelling ke Kuching dari Pontianak, pastikan kalian sudah mempersiapkan arsip imigrasi sebelum pergi. Setelah proses cap paspor, para wisatawan akan melanjutkan perjalanan ke Kuching selama kurang lebih 1,5 jam. Selain PPLB Entikong, ada sejumlah pos perbatasan menuju Kuching yang sering dilewati wisatawan seperti Aruk-Biawak Kabupaten Sambas, Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang, dan Nanga Badau-Lubuk Antu Kabupaten Kapuas Hulu; Jalur II. Sebenarnya, Jalur II merupakan rute baru yang sering kali dilewati sebagai alternatif. Waktu tempuh yang kalian habiskan di jalan trans Kalimantan ini pun lebih cepat, yakni 5 jam untuk tiba di PPLB Entikong. Jalur II masih belum digunakan banyak orang yang ingin pergi ke Kuching, tetapi perlahan mulai dilirik mengingat jaraknya yang lebih dekat. Kalian yang tidak mau kelelahan bisa menggunakan maskapai penerbangan. Apalagi kalai kalian ingin sampai ke Serawak dalam waktu lebih cepat dan tidak keberatan mengeluarkan biaya yang lebih besar. Pasalnya, tiket penerbangan ke Kuching relatif mahal, yakni kurang lebih Akan tetapi, seperti yang telah disinggung, kalian hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke Kuching kalau memilih jalur udara. Sebelumnya, pastikan kalian sudah mengurus paspor dan urusan imigrasi lainnya agar penerbangan berjalan lancar. Sekilas tentang kota Kuching di Serawak, Malaysia Kuching memang bukan kota metroplis seperti Kuala Lumpur. Namun, kota tersebut memberikan rasa nyaman nan damai bagi penduduk asli maupun wisatawan yang sedang berlibur di sana. Tingkat polusi yang rendah membuat Kuching terasa sejuk dan bersih untuk ukuran kota modern. Dari kota ini pun kalian bisa melanjutkan perjalanan ke Sabah, Kinabalu, Kuala Lumpur, hingga tetangga Malaysia serta Indonesia, yakni Brunei Darussalam. Hemat, bukan? Demikian informasi seputar tips travelling ke Kuching dari Pontianak. Semoga bermanfaat bagi kalian yang hendak berpelesir ke Negeri Jiran atau para tetangganya!
Perjalanan Hemat Sekeluarga Ala Backpacker ke Kuching, Malaysia Assalamualaikum, halo semuanya! Menjelang lebaran Idul Fitri 2019 lalu, Bee mendapatkan tugas oleh kantor ke Kuching, Malaysia. Setelah beres urusan kerjaan, Bee ambil cuti dan berencana untuk menikmati bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi dengan melakukan perjalanan ala backpacker mulai dari Sarawak - Miri - Brunei Darussalam bersama keluarga, dan dilanjutkan backpacker-an dengan teman ke Kota Kinabalu. Hari Pertama Kehujanan Waktu Buka Puasa di Waterfront Saya dan keluarga memutuskan untuk mulai jalan ke Waterfront menjelang sore hari, sekalian cari makanan untuk berbuka puasa. Kebetulan di perjalanan menuju Waterfront melewati patung kucing yang menjadi ikon-nya Sarawak. Saat asyik mengabadikan momen tiba-tiba awan hitam menutupi langit, rintik-rintik hujan mulai turun. Kami bergegas berteduh di halte bus. Beberapa menit kemudian hujan sedikit reda, kami percepat langkah kaki menuju Waterfront yang sungainya sudah terlihat dari kejauhan. Lagi-lagi di tengah perjalanan, hujan lebat datang, bagai air yang ditumpahkan dari langit, kami dan pejalan kaki lainnya langsung ambil langkah seribu menuju gazebo. Akhirnya kami malah terjebak di gazebo hingga waktu berbuka puasa. Syukurlah Ayah dan Mama membawa bekal roti dan minuman untuk membatalkan puasa. Bikin ngiler lagi ngeliat fotonya Setelah hujan sedikit reda, kami memutuskan makan malam di tempat makan yang berjualan di tepian Waterfront. Masya Allah, beh, banyak seafoods yang siap memanjakan perut. Kami beli paketan yang isinya berbagai macam kerang mulai dari kerang bambu, kepah, buluh, dan udang. Selesai makan kami lanjut explore sepanjang Waterfront. Terakhir saya ke Kuching tahun 2004 dan Waterfront belum secantik sekarang. Saya sangat ter-wow, wow dengan perkembangan objek wisata disana. Ada banyak lampu warna-warni, terus lampu di jembatannya bisa beubah-ubah warna gitu, ada juga masjid megah di tepian hari pertama perjalanan kami di Kuching basah kuyup, kami semua tetap have fun dan jepret sana-sani. Kuching Waterfront di malam hari Hari Kedua Gagal Ajak Adek Main di Kuching Cat Museum Keesokan pagi kami berencana main ke Kuching Cat Museum. Sebelum pergi saya cek google maps memastikan jam bukanya, yaitu jam 9 pagi. Kami berangkat deh tuh jam 9 kurang dari hotel menggunakan taksi online. Sesampai disana, beberapa mobil terlihat putar balik, mulai deh muncul firasat tutup. Tuh kan benaran tutup karena sedang ada perbaikan, huaaa. Sedih banget enggak jadi kasi lihat Cat Museum ke adek. "Semoga di lain kesempatan kita bisa main kesini ya, dek."Hikmahnya jangan 100% langsung percaya dengan informasi di google, tulisan open belum tentu beneran open. Kalau ada kontak nomor tempat yang dituju dan bisa dihubungi, mending dihubungi saja dulu. Kami pun melanjutkan perjalanan ke objek wisata selanjutnya, Orangutan Murals dan India Street. Setelah berfoto-foto ria dengan lukisan-lukisan mural, kami window shoping melihat suasana dan barang-barang yang dijual di India Street. Jejeran warna-warni baju melayu Adek yang semangat banget foto dengan mural orangutan Saat matahari lagi tinggi-tingginya, kami pulang dengan jalan kaki ke hotel. Berdasarkan arahan google maps, kami tinggal jalan kaki lurus saja menyusuri Waterfront. "21 menit doang mah dekat, bentar," ucap Bee yakin. Tapi satu hal yang saya lupakan, 21 menit terasa jauh saat puasa apalagi di siang bolong begini, haha. Mungkin ada lima kali kami berhenti buat istirahat dan tarik napas. Alhamdulillah, adek yang paling kecil enggak mengeluh bilang, “capek, capek, capek!” dan puasanya aman. Tapi kalau lihat wajahnya, jelas banget dia kecapekan. 18 Jam Perjalanan Ke Miri Pakai Bus Masih di hari yang sama, pada sore harinya kami meluncur ke Kuching Central Bus untuk melanjutkan perjalanan ke Miri menggunakan Bus Bintang Jaya Express. Perjalanan kami jauh lebih lama dari waktu yang diperkirakan di website. Saya pun bertanya ke Mbak Etty teman perjalanan Bee nanti di Kota Kinabalu yang juga sedang solo backapacking ke Miri dan Brunei Darussalam, apakah dia juga mengalami hal yang serupa? Karena dia sudah berangkat duluan menggunakan Bus Eva ke Miri. Ternyata waktu kedatangan Mbak Etty di Miri tepat waktu tuh. Bus yang akan membawa kami ke Miri Tiket Bus ke Miri Seharusnya 15 jam lama perjalanan, malah 18 jam duduk di kursi, enggak bisa lurusin pinggang dan kaki. Bayangan kasur hostel sudah di ubun-ubun. Bee rasa keterlambatan waktu tiba ini karena bus yang ditumpangi sering menaik-turunkan penumpang di tengah jalan. Saat saya tanya ke Mbak Etty, bus yang dia tumpangi tidak ada tuh menaik-turunkan penumpang di tengah jalan. Ya sudahlah namanya juga transportasi umum, jadi buat kalian yang nanti naik bus tujuan Kuching – Miri jangan kaget ya kalau ternyata bus kalian banyak berhenti. Cerita selanjutnya adalah kegalauan saya dan keluarga yang bingung tanggal berapa Hari Raya Idul Fitri di Brunei Darussalam. Karena kami harus menentuin kapan akan masuk ke Brunei Darussalam, mengingat biaya hidup disana lebih mahal dan waktu open house Sulatan Brunei Darussalam di hari ke-2, ke-3 dan ke-4. Sambil menunggu akhirnya kami stay di Miri. Rincian biaya perjalanan selama di Kuching Sekian cerita perjalanan Bee yang sedikit drama mulai dari kehujanan, tempat wisata yang tutup, hingga pertama kali berjam-jam di dalam bus. Sampai jumpa di tulisan Bee selanjutnya. Terus bersyukur, dan tebar kebaikan. Salam!
backpacker ke kuching dari pontianak